BDSM dalam Hubungan – Bangun Komunikasi

Ketika dua orang menjalin hubungan, setiap pihak membawa sejarah masa lalu, pengalaman, dan harapan mereka atas hubungan ini. Setiap orang mempunyai tingkat keterampilan komunikasi yang berbeda, dan mentalitas yang berbeda. Jadi, di sebagian besar situasi, tingkat komunikasi yang diharapkan seseorang bisa berbeda dengan pasangannya. Hal inilah yang kita pelajari dan pahami sejalannya hubungan tersebut, dan sebagai indikator bahwa kita semakin mengenal pasangan. Kegagalan dalam komunikasi dapat menyebabkan seseorang merasa diremehkan dan tidak dihargai. Hal ini kemudian dapat menimbulkan antipati, kebencian, penolakan, yang lantas menciptakan penghalang besar dalam memahami maksud satu sama lain.

Kesuksesan dan kelanggengan BDSM dalam hubungan akan bergantung kepada kesesuaian minat dan pola pikir semua pihak terhadap tujuan menggabungkan BDSM dalam dinamika hubungan. Faktor terbesar dalam memastikan kesuksesan adalah komunikasi. BDSM bisa saja menjadi minat pribadi, atau kompromi untuk membahagiakan pasangan. Apapun kondisinya, semua pihak harus punya visi yang sehat, dan misi mencapai hasil yang realistis.

Lalu bagaimana membangun komunikasi yang ideal sebagai ruang ekspresi BDSM yang sehat? Berikut beberapa poin pertimbangan yang saya harap dapat membantu.

§ Aktif mendengar dan memperhatikan

Mendengarkan secara aktif sebetulnya adalah keterampilan komunikasi yang sering dipakai dalam situasi profesional. Keahlian ini menitikberatkan kepada kemampuan untuk mengerti lebih dalam mengenai ucapan orang lain, lebih dari sekedar kata-kata. Seringkali ada perbedaan antara makna literal dengan makna figuratif. Pun ketika dialog dilakukan pertama kali, kemungkinan besar semua pihak bingung dari mana harus memulai.

§ Perhatikan sinyal atau ekspresi non-verbal

Kita harus menerima kenyataan bahwa kata-kata dapat diputarbalikan. Terkadang dengan sengaja karena niat buruk, tuntutan profesi, rasa ketakutan, didalam tekanan, atau malah tidak disengaja karena terbiasa menutupi perasaan. Namun aspek non-verbal dari komunikasi jauh lebih sulit untuk ditutupi. Banyak sekali tambahan ekspresi yang dapat dimengerti dari gerak-gerik. Ketika berdialog, coba untuk hadir secara perasaan, dan perhatikan tatapan, raut muka, gerak tangan, gerak kaki, dan lainnya. Tunjukan bahwa saat itu fokus kepada pasangan tidak terbagi, sampai gerak gerik pun diperhatikan. Beberapa contoh komunikasi non verbal:

Tangan terlipat ke depan: Pasangan mungkin merasa defensif atau tertutup dalam percakapan.

Minim kontak mata: pasangan mungkin tidak terlalu tertarik dengan apa yang Anda katakan, malu pada sesuatu, atau merasa sulit membicarakan topik tertentu.

Nada suara lebih keras dan agresif: Ini mungkin berarti pasangan mulai frustrasi karena tidak didengarkan atau dipahami atau terlibat secara emosional dalam topik tersebut.

Tubuh berpaling: Jika tubuh pasangan mulai menghadap ke arah yang berlawanan, dia mungkin tidak nyaman dengan apa yang dibicarakan dan ingin melarikan diri dari dialog.


§ Dekati lewat empati.

Jika ingin menyampaikan sesuatu yang penting kepada pasangan, pilihlah waktu dan situasi dengan bijak. Jangan tiba-tiba apalagi ketika kalian sedang sibuk atau stress. Jangan hanya menumpahkan keinginan sendiri lalu menodong pasangan saat itu juga. Beri tahu pasangan bahwa ada sesuatu yang penting untuk dikatakan, dan tentukan bersama waktu untuk mendiskusikannya.

Pastikan pesan yang ingin disampaikan benar-benar jelas saat berbagi dengan pasangan. Jangan hanya berasumsi bahwa mereka tahu apa yang dibutuhkan atau inginkan. Ingat, kita semua memiliki persepsi berbeda terhadap berbagai hal berdasarkan pengalaman hidup kita masing-masing. Jadi luangkan waktu untuk bertanya pada diri sendiri apa yang sebenarnya Anda inginkan dan butuhkan dari pasangan sebelum mendekatinya.

Ketika pasangan tidak merasa dipojokan, atau dipaksa, maka situasi psikis dan emosi akan lebih baik. Hal ini dapat sangat membantu karena memberi pasangan kesempatan untuk mengubah pola pikirnya dari apa yang mereka lakukan sebelumnya dan menjadi lebih hadir serta siap mendengarkan. Hasilnya, tingkat potensi agresi pun bisa jauh lebih rendah.

Jika pasangan berkenan, pegang tangannya. Jika tangannya dingin berarti dia gugup. Tanyakan apakah dia ingin dipeluk, atau dielus rambutnya. Rangkulan bisa digunakan untuk menunjukan dukungan. Sentuhan lembut bisa membantu menenangkan. Tatapan hangat bisa memberikan rasa aman. Terkait dengan poin komunikasi non-verbal sebelumnya, akan ada lebih banyak emosi yang bisa disampaikan tanpa menyalip atau mendominasi perkataan pasangan.

§ Fokus ke solusi bersama

Apa yang bisa kubantu supaya kamu bisa lebih rileks? Apa yang bisa kubantu supaya kamu punya ruang untuk ekspresi privat mu? Apa yang bisa kubantu supaya kamu lebih menikmati aktivitas privat kita?

BDSM adalah aktivitas bersama. Proyek bersama didalam hubungan. Maka dari itu setiap pihak perlu mengerti dan menikmati prosesnya. Hasil yang signifikan mungkin akan perlu waktu lama, bahkan sampai tahunan sebelum aktivitas BDSM akhirnya dimulai. Dari pengalaman saya, faktor utama adalah kenyamanan pasangan dalam hubungan. Ketika pasangan nyaman, maka keinginan untuk eksperiment akan lebih besar. Dalam rasa aman, jiwa petualang pun akan keluar.

Maka dari itu, bantu pasangan untuk merasa nyaman dan aman. Dari situ, baru kita bisa memperkenalkan konsep BDSM yang lebih kompleks. Rasa egois ataupun fantasi pribadi harus diredam terlebih dahulu. Rasa sabar dan empati akan menjadi tema utama dalam proses ini. Tetapi jika dilakukan dengan baik, tidak hanya pasangan saling mengerti kebutuhan dan keinginan masing-masing, rasa sayang pun akan tumbuh dan hubungan akan menjadi lebih solid seiring berjalannya waktu.

Demikian beberapa saran yang saya bisa berikan untuk membangun minat BDSM dalam hubungan. Saya perlu ingatkan kembali bahwa masukan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, sehingga poin yang disampaikan tidak langsung bisa cocok dengan semua orang. Telaah kembali informasi yang saya berikan, dan jika memungkinkan diskusikan dengan pasangan apakah relevan dengan kondisi hubungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *