Etika / Aturan BDSM

Apa yang membedakan BDSM dengan kekerasan? Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah niat atau motivasi. BDSM adalah aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan rasa percaya dan sensasi yang dirasakan bersama, sedangkan kekerasa dilakukan untuk kepuasan satu pihak saja. Maka dari itu, kekerasan bisa dilakukan bahkan dalam hubungan vanilla (non-BDSM), sedangkan BDSM tidak bisa otomatis dilakukan di semua hubungan.

Dapat dimengerti bahwa batas BDSM dengan kekerasan tidak diketahui secara umum. Hal ini disebabkan keterbatasan ruang diskusi dan pelajaran tentang hubungan intim yang masih tabu. Padahal dengan mengertahui kecenderungan intim manusia, setiap pasangan bisa terbuka dan menjalin komunikasi dengan lebih baik. Lalu, bagaimana cara memastikan aktivitas BDSM tidak berlanjut kepada kekerasan? Konsensus antara pelaksana BDSM adalah memastikan keselamatan fisik, mental, dan kesepakatan semua pihak yang terlibat harus dilakukan dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan apapun. Jika ada satu saja yang tidak setuju, maka aktivitas spesifik tersebut tidak boleh dilakukan.

Ada beberapa bentuk kesepakatan atau kode etik seperti SSC, RACK, PRICK, dan lainnya. Saya akan bahas satu per satu.

SSC (Safety, Sanity, Consent)

Kode Etik favorit saya, SSC mengedepankan diskusi dan komunikasi semua pihak sebelum memulai aktivitas. SSC meliputi aspek keselamatan fisik, kesehatan mental, dan persetujuan. Dengan SSC, seluruh proses dari mulai pra-aktivitas sampai dengan aftercare dibahas dan disepakati sebelumnya. Hal ini termasuk juga prosedur keselamatan fisik jika terjadi kecelakaan, dan atau potensi gangguan mental yang perlu dihindari. Dengan begitu, pihak-pihak yang tidak berpengalaman dalam melakukan BDSM pun bisa punya ruang diskusi dan bertanya mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Saya akan membahas SSC lebih lanjut di lain artikel, untuk sekarang beberapa poin SSC yang biasa saya lakukan adalah sebagai berikut:

Safety (Keselamatan Fisik)Sanity (Kesehatan Mental)Consent (Persetujuan)
Apakah pernah cedera?

Bagaimana kondisinya sekarang?

Apakah ada kondisi yang mudah kambuh seperti epilepsi, pingsan, gangguan pernapasan, kram, dsb?

Apakah aktivitas akan mempengaruhi syaraf, otot, sendi?

Prosedur apa yang akan dilakukan semua pihak ketika terjadi kecelakaan?
Apa motivasi melakukan aktivitas? Apakah motivasi tersebut sehat & masuk akal?

Apakah ada trauma? Sejauh apa penyembuhan saat ini?

Apakah ada pemicu panik atau cemas? Apa saja?

Aktivitas mana yang dinilai belum siap dilakukan? Apakah mengenai bentuknya, atau intensitasnya?
Apakah diskusi dan aktivitas dilakukan secara sadar?

Apakah semua pihak sehat secara mental?

Apakah semua pihak sudah dewasa secara hukum dan bisa bertanggungjawab penuh atas semua resiko yang akan terjadi?

Apakah batas waktu/cakupan aktivitas ditetapkan secara masuk akal dan tetap berdasarkan hak asasi manusia?

Kata kunci keamanan apa yang digunakan?

RACK (risk-aware consensual kink)

RACK atau Preferensi Non-Konvensional Sadar Resiko adalah etika BDSM yang bersifat pribadi di mana tanggung jawab individu lebih ditekankan, dan masing-masing peserta bertanggung jawab atas keselamatannya sendiri. Pengguna RACK biasanya merasa bahwa SSC menghambat aktivitas karena diskusi akan memakan waktu dan tidak ada aktivitas yang benar-benar ”aman”, dimana aktivitas dengan kemungkinan resiko rendah pun diperlukan untuk persetujuan yang benar-benar diinformasikan[1].

Menurut saya pribadi, RACK berguna sebagai refleksi pribadi mengenai pemahaman kita tentang resiko aktivitas BDSM yang disukai, dan yang ingin dicoba. Saya sangat tidak menyarankan siapapun untuk memandang enteng etika BDSM manapun dan tetap tegas dalam memberikan persetujuan maupun menolak aktivitas dengan konsekuensi jangka panjang yang tidak sejalan dengan hak asasi manusia. RACK pun memaksa semua orang untuk bertanggung jawab atas diri sendiri, termasuk mengenai keselamatan diri terhadap potensi kekerasan, kecelakaan, pelecehan, pemerasan, perampokan, maupun aksi criminal lainnya.

PRICK (Personal Responsibility, Informed, Consensual Kink)

PRICK atau Preferensi Non-Konvensional Terinformasi, Disetujui, dan Diperanggungjawabkan Secara Pribadi dianggap sebagai evolusi lebih lanjut dari RACK. Etika ini dikembangkan sebagai tanggapan terhadap individu dalam komunitas yang mempertanyakan apakah seseorang benar-benar dapat menyetujui hal tertentu jika mereka tidak diberi tahu tentang potensi risiko yang terkait dengan tindakan atau perilaku tersebut. PRICK memperjelas bahwa semua praktisi harus bertanggung jawab secara pribadi atas preferensi non-konvensional mereka. Terinformasi berarti Anda memahami apa yang akan terjadi dari mulai risiko, konsekuensi, dan semuanya. Intinya adalah setiap orang bisa mengambil tanggung jawab pribadi untuk diri sendiri dan sepenuhnya dapat menyetujui setelah mendapat informasi jelas [2].

[1] “Rack vs. SSC”. Within Reality. 2003. Archived from the original on January 8, 2007. Retrieved November 13, 2006.

[2] Henkin, Bill; Holiday, Sybil (2006). Consensual Sadomasochism: How to Talk About It and How to Do It Safely, page 64. Daedalus Publishing Company. ISBN 978-1-881943-12-9

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *