Mengenal Munch dan Etika nya
Perjalanan BDSM tidak lepas dari pengalaman bertemu dengan banyak orang, baik sesama peminat maupun orang awam. Tak jarang dialog terkait BDSM menjadi penentu apakah seseorang bisa menjadi teman, calon pasangan, atau kenalan. Sebagai preferensi intim, BDSM adalah identitas privat seseorang yang erat dengan upaya membuka wawasan, bertukar pikiran, dan aktualisasi diri.
Sayangnya stigmatisasi BDSM membuat perbincangan mengenai topik ini menjadi kontroversial. Peminat BDSM lantas menjadi ekstra waspada dalam mengekspresikan preferensi mereka ketika berdialog, tidak hanya karena kuatir akan dihakimi tetapi juga mengenai energi yang perlu dihabiskan untuk menjawab pertanyaan awam yang terkadang perlu penjabaran panjang. Terlebih lagi peminat BDSM kerap menjadi korban objektivitas seksual dan hiper-fetisisme oleh pelaku, yang sengaja tidak ingin mendengar mengenai mengenai sisi sehat BDSM.
Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan komunikasi antar peminat BDSM, maka dibuatlah aktivitas ramah-keluarga yang disebut Munch (Bahasa Inggris non formal yang berarti makan-makan). Munch dilaksanakan di area publik seperti restaurant, kafe, taman, maupun museum. Fokus utama Munch adalah dialog dan interaksi sosial terbuka antar pesertanya. Karena nuansa nya ramah keluarga, maka tentu saja pembicaraan dibatasi agar tidak vulgar.
Pun Munch yang sering kali diselingi dengan seminar atau diskusi tentang kesehatan fisik maupun mental, ataupun keahlian tertentu seputar BDSM, akan diatur supaya tetap sesuai dengan nuansa ruang publik tempat acara berlangsung. Penyelenggara Munch akan tegas mengatur tempat pertemuan, daftar acara, aturan selama pertemuan, dan filter peserta. Tak jarang Munch memperbolehkan pesertanya membawa Anak selama acara, tentu saja dengan penyesuaian materi dan aturan dialog, sehingga sangat membantu peminat BDSM yang sudah berkeluarga. Munch juga bisa jadi ruang edukasi yang sangat bersahabat dengan peminat BDSM yang konservatif, religius, ataupun yang masih tertutup (closeted), contohnya edukasi mengenai persetujuan, kesehatan seksual, psikologi antar-individu, prosedur keselamatan, dsb.
Munch juga secara efektif membantu peserta untuk mengenal peminat BDSM lainnya dari kepribadian dan karakteristik sosialnya. Proses ini terbukti sangat membantu menganalisis kualitas calon pasangan, bagaimana seseorang menempatkan diri di situasi sosial, dan apakah seseorang tertarik hanya dari sisi fisik dan potensi keintiman atau betul-betul menghargai seorang peminat BDSM sebagai manusia berdigdaya.
Dari berbagai Munch yang pernah saya datangi, ada beberapa hal unik yang saya temui dimana salah satunya adalah bagaimana BDSM berkembang di negara konservatif. Saya pernah mendatangi Munch dimana peserta perempuan dan lelaki berada di ruangan yang berbeda. Dikarenakan aturan negara tempat Munch berlangsung, segregasi antara gender biner menciptakan batasan tambahan yang perlu diakomodir. Tetapi ternyata kualitas Munch tidak lantas berkurang. Pengetahuan BDSM diantara peserta sangat luas dan beragam. Dan peserta bisa saling bertukar kontak lewat “CV” maupun rekomendasi teman. Sayangnya saya tidak bisa eksplorasi lebih jauh mengenai kelanjutan interaksi setelahnya, terlebih untuk aktivitas campur gender yang privat.
Fenomena unik lainnya yang saya temui di Munch mancanegara adalah mengenai nuansa kebhinekaan dan inklusi yang saya rasakan. Ada satu Munch di negara yang sekuler liberal, dimana Munch yang diadakan di restoran juga menyediakan meja khusus lelaki, perempuan, diantara meja terbuka. Di meja tersebut, peminat BDSM bercadar maupun berhijab bisa berbincang dengan nyaman antar sesama perempuan, dan peminat BDSM yahudi lelaki bisa lebih bebas diskusi dengan sesama lelaki. Non-bineri, transgender, dan queer bebas memposisikan diri mereka di berbagai meja secara fleksible dan tanpa paksaan. Peminat BDSM yang punya keterbatasan fisik maupun mental sangat diakomodir oleh penyelenggara.
Lalu tipe orang seperti apa yang saya temui selama Munch?
- Peminat BDSM tanpa pasangan yang sedang mencari pasangan aktivitas. Pengaturan pasangan pun beragam. Banyak peminat BDSM yang menemukan pasangan permanen yang sama-sama mengerti preferensi tidak umum masing-masing. Peminat BDSM lainnya menemukan calon pasangan yang potensial untuk selanjutnya didekati dan dikencani. Peminat BDSM lainnya mencari calon partner aktivitas jangka pendek dengan preferensi tertentu.
- Pasangan BDSM yang sedang mencari partner aktivitas. Beberapa aktivitas BDSM memerlukan pihak ketiga untuk memastikan keselamatan dan keamanan. Beberapa pasangan BDSM juga baru memulai petualangan BDSM dan perlu mentor, saran, maupun arahan untuk aktivitas tertentu. Di negara yang tidak melegalkan konsultasi atau layanan intim, Munch bisa jadi jalur alternatif untuk meminta bantuan.
- Pemula BDSM ataupun individu yang tertarik mengetahui BDSM. Tergantung dari aturan dari penyelenggara, pemula maupun individu vanilla yang ingin mengenal BDSM bisa memulai dari Munch. Karena beberapa Munch ramah anak, maka tidak akan banyak jargon spesifik yang membingungkan maupun pendapat yang kontroversial. Seminar dan pelatihan yang diberikan pun biasanya sangat berguna sebagai dasar pengetahuan BDSM.
- Penjual produk dan layanan BDSM. Tergantung dari situasi negara tempat Munch berlangsung, produk dewasa bisa jadi di sensor dan tidak bisa bebas diperjualbelikan. Hal ini berarti produk BDSM tidak bisa dimonitor keamanan nya, dan pengrajin produk BDSM harus ekstra kreatif memasarkan produknya dengan meminimalisir komplain. Munch bisa menjadi ruang promosi produk maupun layanan seputar aktivitas BDSM. Tentu saja display maupun penjelasan tidak bisa terlalu vulgar, maka biasanya penjual hanya memberikan kartu nama berisi kontak maupun link katalog di media yang lebih privat.
Lalu bagaimana seseorang bisa mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari Munch?
I. Peka akan nuasa
Cari tau nuansa Munch yang akan didatangi. Peminat BDSM bisa bertanya kepada penyelenggara mengenai profil peserta munch, dan apakah ada filter tertentu yang diberlakukan. Perlu diketahui bagaimana etika sosial dari negara atau area tempat Munch diadakan, dan budaya yang umumnya berlaku terutama mengenai pembicaraan yang cenderung intim. Jika Munch bersifat sangat umum, kemungkinan besar pembicaraan akan sangat berbeda antara 1 individu dengan individu lain. Lebih baik terbuka jika tidak berpengalaman, sehingga penyelenggara bisa membantu mengerti nuansa sosial pertemuan tersebut.
II. Persiapkan informasi mengenai diri sendiri
Selama Munch, dialog akan terjadi 2 arah. Biasanya cara mencairkan suasana adalah ketika ada topik yang sama-sama dimengerti atau disukai. Jadi akan lebih baik jika peserta Munch sudah mencari tau sebelumnya mengenai preferensi BDSM yang sudah dimiliki, dan aktivitas BDSM yang ingin dicoba. Hal yang akan membantu meningkatkan rasa percaya adalah jika seseorang mengerti mengenai azas keselamatan, kewarasan, dan persetujuan. Saya menyarankan untuk tidak berbohong atau mengarang, karena peminat BDSM berpengalaman akan tau ketika informasi yang diberikan tidak masuk akal. Bahkan bisa jadi seseorang akan ditendang keluar Munch jika dianggap menipu. Lebih baik terbuka jika tidak ada pengalaman, dan meminta nasehat mengenai hal teknis terkait aktivitas BDSM.
III. Privasi adalah hal utama
Selalu ingat bahwa Munch didesain sebagai pertemuan ramah-publik. Maka dari itu kebijaksanaan dalam membatasi kata-kata yang diutarakan sangat diperlukan. Setiap peserta harus selalu sadar atas perbedaan level privasi antara satu peserta dengan yang lainnya. Jika ada peserta Munch yang memakai atribut terkait BDSM, bukan berarti orang tersebut bisa dibombardir pertanyaan pribadi. Selalu minta ijin jika ingin menanyakan hal yang dirasa privat, dan selalu minta maaf jika tidak sengaja melanggar privasi seseorang.
IV. Prioritaskan keamanan diri
Selayaknya aktivitas sosial lainnya, Munch juga punya potensi bahaya yang perlu diwaspadai. Walaupun sebagian besar Munch berjalan aman dan nyaman, peserta Munch tidak bisa 100% mengandalkan penyelenggara untuk memastikan keamanan interaksi terutama terkait interaksi setelah Munch selesai. Tetap berhati-hati ketika berkenalan dengan orang lain. Jangan memberikan informasi pribadi yang bisa dipakai untuk mengancam atau memeras. Siapkan email alter, instagram alter, akun Telegram/Line alter, dan simpan kartu identitas dengan baik, jika tingkat keamanan informasi pribadi cukup tinggi. Waspada jika seseorang yang baru dikenal menawarkan diri untuk mengantarkan pulang sampai rumah.
Tentu saja setiap peminat BDSM punya tips dan trik sendiri mengenai interaksi seputar aktivitas spesifik ini. Dengan berjalan nya petualangan BDSM, setiap peminat punya kombinasi kode etik yang disesuaikan dengan preferensi pribadi. Selalu ingat bahwa BDSM tidak hanya fluid, tetapi juga bhineka, dan inklusif. Pada akhirnya peminat BDSM yang sukses adalah yang berfikiran lebih terbuka serta lebih menghormati orang-orang yang termarjinalisasi.