BDSM – Consent / Persetujuan

Karena dibungkus oleh kekerasan, kekejaman, dan siksaan, BDSM seringkali dianggap pemaksaan dan pelecehan. Padahal di balik setiap aktivitas BDSM yang benar, ada proses diskusi dan persetujuan bagi semua pihak. Proses yang malah sering diabaikan dalam hubungan antar manusia pada umumnya, consent atau persetujuan adalah bagian paling sulit untuk dijelaskan dalam BDSM. Hal ini dikarenakan kaitan Consent dengan hukum yang berlaku, legalitas atas persetujuan aktivitas BDSM, dan cakupan perlindungan hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat. Maka dari itu, Consent atau persetujuan akan bergantung dari negara ke negara, gender, dan status sosial. Informasi yang saya sampaikan disini pun adalah hasil pengalaman dan perjalanan BDSM saya sejak 2009. Dengan demikian, poin informasi dalam tulisan ini tidak otomatis cocok dengan semua orang. Saya sangat menyarankan riset dan pertimbangan pribadi untuk menyusun poin persetujuan yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Namun demikian, konsensus yang berlaku di semua negara adalah batas umur (harus dewasa), kondisi mental (waras dan tidak dibawah pengaruh), dan adil (terinformasi sebelumnya dan dapat dibatalkan).

BDSM didesain untuk mengeksplorasi sisi terlarang dari insting manusia. Mengenai keselamatan, harga diri, dan rasa sakit. Maka dari itu tentu saja BDSM dilengkapi dengan proses persiapan untuk memastikan semua orang dewasa yang terlibat tetap dihargai sebagai manusia merdeka, dan bebas untuk menentukan aktivitas yang membuat mereka tetap merasa aman dan nyaman.

Jauh sebelum memulai aktivitas BDSM, hal penting yang harus dilakukan adalah memastikan semua pihak yang terlibat merasa aman dan nyaman. Termasuk mengerti keinginan dan kebutuhan semua pihak, dan bagaimana mengakomodir semua ide dan fantasi dengan cara yang aman, nyaman, dan memastikan kontrol ada di tangan semua orang, terutama Sub.

Doktrin hukum yang mendasari Consent adalah ” Volenti non fit injuria” yang berarti “Untuk orang yang bersedia, tidak ada yang namanya cedera”. Dengan kata lain, jika seseorang dengan sengaja menempatkan dirinya dalam posisi yang dapat menimbulkan cedera atau bahaya, mengetahui resiko bahaya tersebut dapat terjadi, maka orang tersebut tidak dapat mengajukan pertanggungjawaban terhadap pihak lainnya. Doktrin ini berlaku di ranah diantaranya bisnis, olahraga, bela diri, pekerjaan beresiko, dan hobi ekstrim. Doktrin yang sama juga berlaku dalam aktivitas BDSM dengan resiko cedera fisik, cedera mental, dan cedera reputasi. Doktrin ini pun yang membedakan Consented BDSM (BDSM dengan persetujuan) vs kekerasan/pelecehan.

Ada 4 jenis consent atau persetujuan yang berlaku dalam aktivitas BDSM:

  • Stated Consent / Persetujuan Tersurat : Ekspresi persetujuan yang dinyatakan secara jelas baik secara tertulis, terucap, maupun non-verbal (anggukan jelas, atau isyarat). Meskipun demikian, persetujuan yang disampaikan non-tertulis tanpa kehadiran saksi maupun rekaman bisa dibantah atau didebat oleh pihak yang menyangkal persetujuan tersebut.
  • Implied consent / Persetujuan Tersirat : Ekspresi persetujuan yang diasumsikan dari tindakan seseorang atau fakta / situasi tertentu (termasuk pilihan untuk bungkam atau diam). Salah satu contohnya adalah permintaan atau pendekatan secara jelas untuk hubungan intim, atau persetujuan tersirat terhadap serangan fisik dalam pertandingan bela diri.
  • Informed consent / Persetujuan Terinformasi : Ekspresi persetujuan yang diberikan seseorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang jelas tentang fakta, implikasi, dan konsekuensi dari suatu tindakan. Biasanya diberlakukan dalam konteks medis dan riset ilmiah. Para peserta wajib menegaskan bahwa mereka mengerti prosedur, dan resiko aktifitas yang akan dijalani.
  • Unanimous consent / Kesepakatan : Ekspresi persetujuan kelompok dimana orang yang terlibat dalam kelompok tersebut secara otomatis setuju dengan poin-poin yang disepakati pendiri atau konsensus sebelumnya.

Persetujuan adalah bagian vital dari semua permainan psikologis dalam BDSM, dan diberlakukan dengan cara yang berbeda-beda. Secara umum persetujuan tertulis adalah yang paling populer dan paling memberikan rasa aman. Contohnya beragam, dari mulai komitmen tertulis sederhana, kontrak, formulir negosiasi, maupun syarat dan ketentuan BDSM klub atau Dungeon. Tidak hanya mengenai aktivitas apa saja yang akan dilakukan, bisa dinegosiasikan, dan tidak boleh dilakukan, tetapi juga kapan akan dilakukan, batas waktu, dan periode evaluasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *